Benarkah Dalam Bulan Shofar Banyak Keburukan ?

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ 
Assalamu'alaikum wr.wb. Kajian Islam (Katagori posting Aqidah).
Pembaca budiman, semoga Allah senantiasa melimpahkan Rahmat dan bimbingan kepada kita sekalian dalam segala aktivitas di bumi ini. Aamiin.
Rasiyambumen/Pelangi Khasanah Islam memposting Benarkah Dalam Bulan Shofar Banyak keburukan?.

Bulan Shafar adalah merupakan bulan ke-dua dalam penaggalan tahun Hijriyah, yaitu bulan ke-dua setelah Muharram dalam kalender Islam (Hijriyah) yang berdasarkan tahun Qomariyah.
Secara etimologi Shafar adalah Bahasa Arab yang memiliki sejumlah arti diantaranya, kosong, kuning, dan nama penyakit.

Bulan ini dinakamakan sebagai bulan Shafar dalam pengertian "kosong" karena kebiasaan orang Arab zaman dahulu meninggalkan tempat kediaman atau rumah mereka (sehingga kosong) pada bulan tersebut untuk berperang ataupun bepergian jauh.

Bulan Shafar dalam pengertian "Kuning" karena biasanya bulan tersebut bertepatan dengan musim panas yang menyebabkan dedaunan menjadi kering dan berwarna kuning.

Shafar yang diidentifikasi sebagai nama penyakit karena masyarakat Arab pada masa Jahiliyah dahulu meyakini adanya penyakit berbahaya yang disebabkan oleh keberadaan ulat besar dalam perut seseorang. Penamaan bulan Shafar lainnya, yaitu yang berhawa panas dan menyerang sehingga menyebabkan sakit perut.

Pengertian Shafar tersebut menunjukkan arti negatif. Hal inilah yang selanjutnya menimbulkan kesan bahwa bulan Shafar itu harus diwaspadai. Kesan seperti ini berkembang dari satu generasi ke generasi berikutnya hingga saat ini.

Bulan Shafar juga dipercaya sebagian masyarakat kita sebagai bulan yang tak menguntungkan atau bulan sial. Dalam tradisi Jahiliyyah bulan Shafar menjadi bulan yang paling ditakuti. Ada yang beranggapan bahwa an ak yang lahir di bulan Shafar dianggap anak pembawa sial dan bencana. Ada juga yang berpendapat bahwa pernikahan tak pernah terjadi di bulan Shafar.

Di tengah-tengah masyarakat kita hingga kini ada yang menghindari hari Sabtu dan Ahad pada bulan Shafar untuk melakukan aktifitas apapun, karena dianggap angker. Sementara tanggal yang harus dihindari adalah tanggal 1, 10 dan 20 Shafar. Hari Senin dan Selasa pada bulan Shafar juga dianggap hari buruk, dihindari untuk acara penting tertentu.

Perjalanan pada bulan Shafar juga ada yang beranggapan harus menghindari arah timur dan barat. Karena itu, dalam beberapa masyarakat di sekitar kita mungkin ada tradisi bersedekah dengan mengirim makanan Bubur Shafar ke tetangga.

Ada juga masyarakat kita yang setiap Rabu terakhir bulan Shafar melakukan shalat sunnah memohon kepada Allah swt. agar dijauhkan dari berbagai malapetaka. Hari Rabu yang disebutkan ini mereka sebut dengan Rebo Wekasan.

Kepercayaan-kepercayaan tersebut hingga kini masih dipercaya dan diyakini oleh beberapa masyarakat kita, yang seakan-akan bulan Shafar adalah bulan sial atau bulan bencana. Padahal mitos Shafar bulan sial ini sebenarnya sudah dibantah oleh Rasulullah Muhammad saw. yang menyatakan bahwa bulan Shafar bukanlah bulan sial.

Rasulullah saw. juga bersabda : "Tidak ada wabah dan tidak ada keburukan binatang terbang dan tiada kesialan bulan Shafar dan larilah (jauhkan diri) daripada penyakit kusta sebagaimana kamu melarikan diri dari seekor singa" (HR Bukhari) 

Dari Abu Hurairah r.a Rasulullah saw. bersabda : "Tidak ada penyakit menular (yang berlaku tanpa izin Allah), tidak ada buruk sangka pada sesuatu kejadian, tidak ada malang pada burung hantu, dan tidak ada bala (bencana) pada bulan Shafar (seperti yan g dipercaya banyak orang).

Jadi yang sebaiknya kita yakini adalah :
1. Allah-lah yang menciptakan, mengatur menguasai, mengizinkan segala sesuatu terjadi sesuai dengan takdir-Nya.  Allah berfirman di dalam Al-Qur'an sebagai berikut :
 وَمَن يُدَبِّرُ الْأَمْرَ ۚ فَسَيَقُولُونَ اللَّـهُ ۚ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ ﴿يونس):٣١
.....dan siapakah yang mengatur segala urusan? Maka mereka akan menjawab : "Allah" maka katakanlah : "mengapa kamu tidak bertaqwa" (kepada-Nya)  (QS.Yunus : 31)
     فَذٰلِكُمُ اللَّـهُ رَبُّكُمُ الْحَقُّ ۖ فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلَّا الضَّلٰلُ ۖ فَأَنَّىٰ تُصْرَفُونَ ﴿يونس):٣٢  
"Maka (zat yang demikian) itulah Allah Tuhan kamu yang sebanarnya, maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran?)" (QS Yunus : 32)
كَذٰلِكَ حَقَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ عَلَى الَّذِينَ فَسَقُوٓا۟ أَنَّهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ ﴿يونس):٣٣ 
"Demikianlah telah tetap hukuman Tuhanmu terhadap orang-orang yang fasik, karena sesungguhnya mereka tidak beriman." (QS Yunus : 33) 
Firman Allah yang terdapat di surat At-Taubah ayat 51 menjelaskan sebagai berikut :
 مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّـهِ ۗ وَمَن يُؤْمِنۢ بِاللَّـهِ يَهْدِ قَلْبَهُۥ ۚ وَاللَّـهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ ﴿التغابن):١١  
"Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah maha mengetahui segala sesuatu." (QS At-Taghaabun : 11) 
Dan di surat lain Allah berfirman sebagai berikut :
قُل لَّن يُصِيبَنَآ إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّـهُ لَنَا هُوَ مَوْلَىٰنَا ۚ وَعَلَى اللَّـهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ ﴿التوبة):٥١
" Katakanlah : Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal." (QS At-Taubah : 51) 
2. Berkeyakinan bahwa tidak ada yang dapat membahayakan manusia selama dirinya mengingat terus kepada Allah dan berpegang teguh pada Agama-Nya.
Rasulullah saw. bersabda "Barangsiapa yang dipalingkan dari keperluannya oleh perasaan bernasib sial, maka sungguh dia telah berbuat syirik. Para sahabat bertanya : "Wahai Rasulullah, apa penebus perasaan itu? "Beliau menjawab" Salah seorang dari kalian mengucapkan, Wahai Allah, tidak ada kebaikan melainkan kebaikan-Mu. Tidak ada kesialan kecuali kesialan yang engkau takdirkan dan tidak ada sembahan selain-Mu" (HR. Ahmad)
Pada surat Al-Baqarah ayat tersebut di bawah, Allah berfirman sebagai berikut :
الَّذِينَ إِذَآ أَصٰبَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا۟ إِنَّا لِلَّـهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رٰجِعُونَ(البقرة):١٥٦  
"(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, innaa lillaahi wa inna ilaihi raaji'uun" (QS Al-Baqarah : 156)
Inilah sepatutnya yang menjadi pegangan kita dalam memaknai bulan Shafar dan hal-hal yang terjadi di dalamnya dengan memperbanyak amal ibadah, dzikir, doa, sedekah, guna lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Rasulullah saw. sendiri menamai bulan Shafar sebagai bulan sunnah atau Shafar Al-Kahair.
Demikian uraian tentang "Benarkah Dalam Bulan Shofar Banyak Keburukan?."Semoga dapat memberikan wawasan kepada kita dalam pengamalan ber-agama.   

0 Response to "Benarkah Dalam Bulan Shofar Banyak Keburukan ? "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel