Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad Saw. dari Lahir Hingga Wafat.


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ 
Assalamu'alaikum wr.wb. Kajian Islam (katagori posting Sejarah).
Pembaca budiman, jumpa lagi, saya berdoa semoga pembaca selalu mendapat curahan Rahmat serta RidhaNya dalam segala aktifitas di bumi ini, dalam rangka beramal sebagai bekal di hari akhir nanti. aamiin.
Rasiyambumen/Pelangi Khazanah Islam, kali ini akan memposting materi : Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad Saw. dari Lahir Hingga Wawat.

Satu-satunya rasul Allah yang diutus untuk semua ras dan golongan adalah Nabi Muhammad saw.  Karena itu ajarannya sangat universal, tidak hanya tentang ibadah dan keakhiratan semata, namun juga urusan-urusan duniawi yang mencakup semua sisi kehidupan manusia, mulai dari makan hingga urusan kenegaraan. Namun demikian masih banyak orang yang buta terhadap pribadi dan kehidupan Beliau.
Akibatnya, mereka terhalang untuk melihat dan merasakan kebenaran yang dibawanya.

Kelahiran Muhammad SAW.
Nabi Muhammad saw. lahir di Makkah pada hari Senin, 12 Rabi'ul Awal tahun Gajah dalam keadaan yatim.
Penamaan tahun gajah berkaitan dengan peristiwa pasukan Gajah yang dipimpin oleh Abrahah, Gubernur Yaman yang ingin menghancurkan Ka'bah, Namun sebelum sampai ke kota Makkah, mereka diserang oleh pasukan burung yang membawa batu-batu kerikil yang panas ( baca QS Al-Fil 1-5)
Kelahiran Nabi Muhammad saw. bertepatan dengan tanggal 20 April 571 Masehi,

Sekitar tahun 571 M, Mekkah adalah sebuah kota yang sangat penting dan terkenal diantara kota-kota di negeri Arab, baik karena tradisinya ataupun karena letaknya. Kota ini dilalui jalur perdagangan yang ramai menghubungkan Yaman di Selatan dan Syiria di Utara. Dengan adanya Ka'bah di tengah kota, Mekkah menjadi pusat keagamaan Arab. Di dalamnya terdapat tidak kurang dari 360 berhala, mengelilingi berhala utama (Hubal). Mekkah adalah kota yang makmur dan kuat. Agama dan masyarakat Arab pada masa itu mencerminkan realitas kesukuan masyarakat jazirah Arab dengan luas satu juta mil persegi.

Nabi Muhammad saw. dilahirkan dalam keluarga bani Hasyim di Mekkah pada hari Senin, tanggal 9 Rabiul Awwal, pada permulaan tahun dari Peristiwa Gajah. Maka tahun itu dikenal dengan Tahun Gajah. Dinamakan demikian karena pada tahun itu pasukan Abrahah, gubernur kerajaan Habsyi (Ethiopia), dengan menunggang gajah menyerang kota Mekkah untuk menghancurkan Ka'bah. Bertepatan dengan tanggal, 21 April tahun 571 M.  Ini didasarkan atas penelitian ulama terkenal, Muhammad Sulaeman Al-Manhurfury dan peneliti astronomi, Mahmud Phasa.

Nabi Muhammad adalah keturunan bani Hasyim, suatu kabilah yang kurang berkuasa dalam suku Quraisy. Kabilah ini memegang siqayah. Nabi Muhammad lahir dari keluarga terhormat yang relatif miskin. Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalib, seorang kepala suku Quraisy yang sangat besar pengaruhnya. Ibunya adalah Aminah binti Wahab dari bani Zuhrah. Muhammad saw. Nabi terakhir ini dilahirkan dalam keadaan yatim karena ayahnya meninggal dunia, tiga bulan setelah menikahi Aminah.

Ramalan tentang kedatangan atau kelahiran Nabi Muhammad dapat ditemukan dalam kitab-kitab suci terdahulu. Al Quran dengan tegas menyatakan bahwa kelahiran Nabi Muhammad saw. telah diramalkan oleh setiap dan semua nabi terdahulu, yang melalui meraka perjanjian telah dibuat dengan umat mereka masing-masing pada zamannya bahwa mereka harus menerima atas kerasulan Muhammad saw. nanti, setelah lahir.

Seperti dalam FirmanNya :
      وَإِذْ أَخَذَ اللَّـهُ مِيثٰقَ النَّبِيِّۦنَ لَمَآ ءَاتَيْتُكُم مِّن كِتٰبٍ وَحِكْمَةٍ ثُمَّ جَآءَكُمْ رَسُولٌ مُّصَدِّقٌ لِّمَا مَعَكُمْ لَتُؤْمِنُنَّ بِهِۦ وَلَتَنصُرُنَّهُۥ ۚ قَالَ ءَأَقْرَرْتُمْ وَأَخَذْتُمْ عَلَىٰ ذٰلِكُمْ إِصْرِى ۖ قَالُوٓا۟ أَقْرَرْنَا ۚ قَالَ فَاشْهَدُوا۟ وَأَنَا۠ مَعَكُم مِّنَ الشّٰهِدِينَ 
"Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: Sesungguhnya apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa Kitab dan Hikmah kemudian datang kepadamu seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya. Allah berfirman : "Apakah kamu mengakui dan menerima dan menerima perjanjianKu terhadap yang demikian itu?" mereka menjawab: "kami mengakui" Allah berfirman : "Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu. (QS Ali 'Imran : 81)   

Masa Menyusui    
Nabi Muhammad saw. pertama kalinya disusui oleh ibunya Aminah dan Tsuwaibah, budak perempuan pamannya, (Abu Lahab) yang pernah menyusui Hamzah, Meskipun diasuh olehnya hanya beberapa hari, nabi tetap menyimpan rasa kekeluargaan yang mendalam dan selalu menghormatinya. Nabi saw. selanjutnya dipercayakan kepada Halimah, seorang wanita badui dari suku Bani Sa'ad. Bayi tersebut diasuh dengan hati-hati dan penuh kasih sayang, dan tumbuh menjadi anak yang sehat dan kekar.  Pada usia 5 tahun, nabi dikembalikan oleh Halimah kepada tanggung jawab ibunya.

Sejumalh hadits menceritakan bahwa kehidupan Halimah dan keluarganya banyak dianugearhi nasib baik terus-menerus ketika Muhammad saw. kecil hidup di bawah asuhannya. Halimah menyayangi baginda rasul seperti anak kandung sendiri, penuh kasih sayang dan cinta, namun karena banyak kejadian yang luar biasa sehingga takut akan terjadi hal-hal yang tidak baik maka dikembalikanlah Raulullah saw, kepada keluarga Beliau (nabi itu sendiri)

Muhammad saw. kira-kira berusia 6 tahun (enam tahun), dimana tatkala asik bermain-main dengan teman-teman seusianya, teman-teman Muhammad saw, saat pulang kerumah untuk dapat bercengkerama dengan  ayahanda, namun Rasulullah saw pulang dengan tangisan menemui ibu beliau, seraya berkata wahai ibu, mana ayah? ibunda sangat terharu tanpa jawaban yang pasti, sehingga dalam ketidak mampuannya atas jawaban tersebut, hingga suatu ketika ibunda mengajak baginda Nabi saw. pergi ke kota tempat ayah beliau dimakamkan.

Sekembalinya Aminah (ibunda Nabi saw) dari berziarah makam suami tercinta, jatuh sakit dan meninggal dunia dalam perjalanan pulang, dengan duka cita yang mendalam dan pulang bersama seorang pembantu Nabi saw. 

Sekembalinya pulang sebagai anak yatim piatu maka beliau diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Namun dua tahun kemudian, kakeknyapun yang sudah berumur 82 tahun juga meninggal dunia. Maka pada usia delapan tahun itu, nabi ada di bawah tanggung jawab pamannya Abi Thalib.
Pada usaia 8 tahun, seperti kebanyakan anak muda seumurnya nabi memelihara kambing di Mekkah dan menggembalakan di bukit dan lembah sekitar Mekkah. Pekerjaan penggembala sekawanan domba ini cocok bagi perangai orang yang bijaksana dan perenung seperti Muhammad saw, ketika beliau memperhatikan segerombolan domba, perhatiannya akan tergerak oleh tanda-tanda kekuatan gaib yang tersebar di sekeliling Makkah.

Masa Remaja     
Diriwayatkan bahwa ketika berusia dua belas tahun, Muhammad saw. menyertai pamannya Abu Thalib, dalam berdagang menuju Suriah, tempat kemudian beliau bertemu dengan Pendeta, yang dalam berbagai riwayat disebutkan bernama Bahira. Meski beliau merupakan satu-satunya nabi dalam sejarah yang kisah hidupnya dikenal luas, masa-masa awal kehidupan Muhammad saw. tidak banyak diketahui.

Muhammad besar bersama kehidupan suku Quraisy Mekkah, dan hari-hari yang dilaluinya penuh dengan pengalaman yang sangat berharga. Dengan kelembutan dan kehalusan budi dan kejujuran beliau orang Quraisy Mekkah memberi gelar kepada beliau dengan Al-Amin yang artinya orang yang dapat dipercaya.

Pernikahan Nabi Muhammad saw.   
Pada masa mudanya, beliau telah menjadi pengusaha sukses dan hdup berkecukupan dari hasil usahanya. Pada usia yang ke-25 tahun Muhammad saw, menikah dengan Khadijah binti Khuwalid, seorang janda kaya raya seantero jazirah Arab, berusia 40 tahun. Pernikahan ini diawali dengan lamaran Khadijah kepada Nabi Muhammad saw. setelah melihat dan mendengar kelebihan-kelebihan dari akhlaknya.

Pada usia 30 tahunan, Muhammad saw. sebagai tanda kecerdasan dan kebijaksanaannya beliau, Nabi saw. mampu mendamaikan perselisihan kecil yang muncul di tengah-tengah suku Quraisy yang melakukan renovasi Ka'bah.
Mereka mempersoalkan siapa yang paling berhak menempatkan posisi Hajar Aswad di Ka'bah.
Beliau membagi tugas kepada mereka dengan teknik dan strategi yang sangat adil dan melegakan hati mereka semua.

Diantara idenya adalah Nabi saw. menawarkan kepada empat suku yang menguasai Ka'bah, untuk satu kepala suku yang akan mewakili dari tiap-tiap sukunya untuk dapat meletakkan Hajar Aswad, dengan syarat barang siapa yang pada hari peletakkan Hajar Aswad itu dapat datang paling pertama, maka itulah yang berhak menempatkan Hajar aswad tersebut. Maka tibalah hari yang ditunggu yaitu hari peletakkan Hajar Aswad, namun begitu fajar mulai terang satu kepala sukupun belum ada ditempat tersebut, kecuali hanya Nabi saw. sendirian. 

Dalam riwayat yang shaheh dikarenakan para kepala suku semua tertidur karena semalaman suntuk berjaga (tidak tidur) agar tidak kesiangan bangun. Namun Allah berkehendak lain, para kepala suku itu malah tertidur menjelang pagi. Akhirnya mereka semua bergegas untuk hadir ke Ka'bah dengan tergesa-gesa untuk mendapatkan yang paling pertama di sana. Akhirnya ketika para kepala suku sampai di Ka'bah (tempat Hajar Aswat akan diletakkan), mereka tercengang karena melihat Nabi saw. sudah berada lebih dahulu dibanding keempat kepala suku tersebut. Maka terjadilah dialog diantara perwakilan suku untuk mengambil keputusan yang adil. Akhirnya dari mereka menyerahkan peletakkan Hajar Aswat tersebut kepada Nabi saw. untuk meletakkannya. Nabi saw. menyanggupi dan beliau berjalan ke tempat Hajar Aswad itu diletakkan.Tidak disangka oleh para kepala suku bahwa Nabi berbuat yang diluar nalar/pemikiran mereka, dan semua kepala suku itu tercengang setelah Nabi saw. menarik sorbannya yang lebar, lembaran kain persegi empat, lalau Nabi berkata : Wahai para pemelihara Ka'bah, saudaraku dari kepala suku, sekarang peganglah bagi masing-masing tiap suku, dan kepala suku memegang ujung sorban itu dan aku Muhammad akan mengangkat Hajar Aswad itu ke tengah sorban itu dan kalian angkat bersama untuk meletakkan di tempat yang akan kita tuju (tempat peletakan Harjar Aswat tersebut). Dengan cara ini selesailah perselisiah dari ke empat kepala suku tersebut, dikarenakan semua telah meletakkan Hajar Aswad pada renovasi Ka'bah tersebut. Dari saat itulah nama Muhammad saw terus ramai dibicarakan orang, yaitu sebagai anak muda yang cerdas (Fathanah).

Istri-Istri Rasulullah Muhammad saw.   
  1. Khadijah binti Khuwalid
  2. Saudah binti Jam'ah
  3. Aisyah binti Abu Bakar r.a.
  4. Hindun Ummu Salamah binti Abu Umayah
  5. Hafshah binti Umar r.a
  6. Ramlah Ummu Babibah binti Abu Sofyan
  7. Zainab binti Khuzaimah
  8. Maimunah binti Al-Harts Al-Haliyah
  9. Zainab binti Jahsyn
  10. Juwairyah binti Al-Haarits
  11. Sofiyah binti Huyay
Nabi Muhammad menikahi mereka semua setelah Khadijah meninggal dunia. Dan mereka semua, beliau nikahi dalam keadaan janda, dan berusia lanjut kecuali Aisyah, r.anha.
Jika dilihat dari faktor tiap pernikahan beliau, semuanya mempunyai hubungan yang kuat dengan dakwah dari ajaran Islam yang dibawanya.

Dari 11 istri Nabi saw. yang wafat saat Nabi saw. masih hidup adalah 2 orang yaitu Khadijah dan Zainab binti Khuzaimah, sedangkan istri nabi yang 9 orang masih hidup saat Nabi Wafat. Istri Nabi saw. yang tersebut, disebut Ummul Mu'min artinya ibu orang-orang beriman. Mereka banyak menolong penyebaran agama Islam di kalangan kaum hawa.

Nabi Muhammad mempunyai 7 orang anak, 3 laki-laki dan 4 perempuan yaitu :
  1. Qasim
  2. Abdullah
  3. Zainab
  4. Fatimah
  5. Ummu Kalsum
  6. Rukayyah
  7. Ibrahim (anak angkat)
Ibu anak-anak Nabi saw. itu semua dari istri Nabi Khadijah, kecuali Ibrahim, yang Ibunya bernama Mariyatul Qibtiyyah (seorang hamba perempuan yang dihadiahkan oleh seorang pembesar mesir kepada Nabi saw. Anak-anak Nabi saw. tersebut wafat pada saat Nabi saw masih hidup, kecuali Fatimah yang wafat beberpa bulan setelah Nabi saw. wafat.

Kerasulan Muhammad saw. 
Menjelang usianya yang ke empat puluh Muhammad saw. mulai memisahkan diri dari pergaulan masyarakat umum, untuk berkhalawat di Gua Hira, beberapa kilometer di utara Mekkah.
Di gua tersebut, nabi mula-mula hanya berjam-jam saja, kemudian berhari-hari bertafakur.

Pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M, Muhammad saw. mendapat wahyu pertama dari Allah melalui Malaikat Jibril.
Pada saat beliau tidur dan terbangun dengan tiba-tiba pada malam itu gua bernama Hira, dalam ketakutan yang luar biasa, seluruh tubuhnya, dan bathinnya, dicengkeram oleh sebuah kekuatan yang sangat besar, seolah-olah seorang malaikat telah mencengkeram beliau dalam pelukan yang menakutkan yang seakan mencabut kehidupan dan napas dirinya. Ketika beliau berbaring di sana remuk redam, beliau mendengar perintah "Bacalah" beliau tidak dapat melakukan ini beliau bukan penyair, terdidik, bukan peramal, bukan penyair dengan seribu kalimat yang tersusun dengan baik yang siap dibibir beliau. Ketika itu beliau protes bahwa beliau adalah buta huruf, malaikat itu merangkulnya lagi dengan kekuatan yang begitu rupa, hingga turunlah ayat yang pertama yaitu ayat 1-5 dalam surat Al-A'la.

Nabi saw. merasa ketakutan karena belum pernah mendengar dan mengalaminya. Dengan turunnya wahyu yang pertama itu, berarti Muhammad saw. telah terpilih Allah sebagai Nabi. Dalam wahyu pertama ini, dia belum diperintahkan untuk menyeru manusia kepada satu agama. 

Peristiwa turunnya wahyu itu menandakan telah diangkatnya Muhammad saw. sebagai seorang nabi penerima wahyu di tanah Arab. Malam terjadinya peristiwa itu kemudian  dikenal sebagai "Malam Penuh Keagungan" (lailatul al aqar) dan menurut sebagian riwayat terjadi menjelang akhir Ramadhan. Setelah wahyu pertama turun yang menandai masa awal kenabian, berlangsung masa kekosongan atau masa jeda (Fatrah).
Ketika hati Muhammad saw. diliputi kegelisahan yang sangat dan merasakan beban emosi yang menghimpit, dia pulang kerumah dengan perasaan waswas, dan meminta istrinya untuk menyelimutinya. Saat itulah turun wahyu yang kedua yang berbunyi :
"Wahai kau yang berselimut! Bangkitlah dan berilah peringatan!" dan seterunya, yaitu surat Al-Muddatsir : 1 - 7. Wahyu yang telah dan kemudian turun sepanjang hidup. Wahyu yang disampaikan Muhammad saw. muncul dalam bentuk suara-suara yang berbeda-beda . Tapi pada periode akhir kenabiannya, wahyu surah Madaniyyah turun dalam satu suara.

Setelah beberapa lama dakwah Nabi muhammad saw. tersebut dilaksakan secara individu, turunlah perintah agar nabi menjalankan dakwah secara terbuka.  Mula-mula beliau mengundang dan menyeru kerabat karibnya dan Bani Abdul Muthalib. Beliau mengatakan di tengah-tengah mereka, "Saya tidak melihat seorang pun di kalangan Arab yang dapat membawa sesuatu di tengah-tengah mereka lebih baik dari apa yang saya bawa kepada kalian. Kubawakan kepada kalian dunia dan akhirat yang terbaik. Tuhan memerintahkan saya untuk mengajak kalian semua. Siapakah di antara kalian yang mau mendukung saya dalam hal ini?" Mereka semua menolak kecuali Ali bin Abi Thalib.

Pada permulaan dakwah ini  orang yang pertma-tama menerima dakwah Nabi yaitu dengan masuk Islam dari pihak laki-laki adalah Abu Bakar As-Shidiq, dari pihak perempuan adalah istri Nabi saw. yaitu Khadijah, dari pihak anak-anak adalah Ali bin Abi Thalib.

Dalam memulai dakwah nabi banyak mendapat halangan dari pihak kafir Quraisy Mekah dan berbagai bujuk rayu yang dilakukan kaum Quraisy untuk menghentikan dakwah nabi saw. gagal. tindakan-tindakan kekerasan secara fisik sebelumnya sudah dilakukan semakin ditingkatkan. Kekejaman yang dilakukan oleh penduduk Mekkah terhadap kaum muslimin itu, mendorong Nabi Muhammad saw. untuk mengungsikan sahabat-sahabatnya ke luar Mekkah. Pada tahun kelima kerasullannya, nabi menetapkan Habsyah (Ethiopia) sebagai negeri pengungsian.

Usaha orang-orang Quraisy untuk menghalangi hijrah ke Habsyah ini, termasuk membujuk Negus (Raja) agar menolak kehadiran umat Islam di sana gagal. Bahkan ditengah meningkatnya kekejaman itu, dua orang Quraisy masuk Islam, Hamzah dan Umar Bin Khattab. Dengan masuk Islamnya dua tokoh besar ini posisi Islam semakin kuat. Tatkala banyaknya tekanan dari berbagai pihak Nabi saw mengalami kesedihan yang mendalam yaitu wafatnya paman yaitu Abu Thalaib sebagai pelindung dan istri tercinta yang setia menemani hari-hari beliau yaitu Khadijah binti Khuwalid, sehingga Allah menghibur hati baginda Rasulullah saw. dengan terjadinya Isra'dan Mi'rajnya Nabi Muhammad saw. diriwayatkan pada suatu malam ketika Nabi saw. ada di Masjidil Haram di Mekkah, datanglah Jibril a.s. dan beserta malaikat yang lain, lalu dibawanya dengan mengendarai Buroq ke Masjidil Aqsa di negeri Syam, kemudian Nabi saw. dinaikkan ke langit untuk diperlihatkan kepada Nabi saw. tanda-tanda kebesaran dan kekayaan Allah SWT, pada malam itu juga Nabi saw. kembali ke negeri Mekkah.  Perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso dinamakan Isra' dan dinaikkannya Nabi kelangit dinamakan Mi'raj. Pada malam inilah mulai di wajibkan Shalat Fardhu 5 kali dalam sehari.

Setelah peristiwa Isra' dan Mi'raj, suatu perkembangan besar bagi kemajuan dakwah Islam muncul. Perkembangan itu di antaranya datang dari sejumlah penduduk Yatsrib yang berhaji ke Mekkah.
Mereka yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj, masuk Islam dalam tiga gelombang.

Pertama pada tahun kesepuluh kenabian, beberapa orang Khazraj, menemui Muhammad Saw. untuk masuk Islam, dan mengharapkan agar ajaran Islam dapat mendamaikan permusuhan suku 'Aus dan Khzraj.

Kedua pada tahun keduabelas kenabian delegasi Yatsrib terdiri dari sepuluh orang Khazraj dan dua orang 'Aus serta seorang wanita menemui Muhammad Saw. di tempat bernama Aqabah. Mereka menyatakan ikrar ini dinamakan dengan perjanjian "aqabah Pertama" .

 Ketiga pada musim haji berikutnya, jama'ah haji yang datang dari Yatsrib berjumlah 73 orang. Atas nama penduduk Yatsrib, mereka meminta Muhammad saw. dan Muslim Makkah agar berkenan pindah ke Yatsrib dan mereka berjanji akan membelanya dari segala ancaman. Perjanjian ini dinamakan dengan "Perjanjian Aqabah kedua"

Dalam perjalanan ke Yatsrib nabi ditemani oloh Abu Bakar Ash Shidiq. Ketika di Quba, sebuah desa kecil yang jaraknya sekitar lima kilometer dari Yatsrib, Nabi saw. istirahat beberapa hari lamanya. Dan menginap di rumah Kalsum bin Hindun. Dihalaman rumah ini Nabi saw. membangun sebuah masjid. Inilah masjid pertama yang dibangun Nabi saw. sebagai pusat peribadatan. Tak lama kemudian Ali Abi Thalib menyusul nabi, setelah menyelesaikan segala urusan di Makkah.

Sementara itu penduduk Yatsrib/Madinah menunggu-nunggu kedatangannya. Waktu yang mereka tunggu-tunggu itu tiba, mereka menyambut Nabi dan kedua shabatnya dengan penuh kegembiraan. Sejak itu sebagai penghoramatan terhadap Nabi, nama kota Yatsrib diubah menjadi Madinatun Nabi (kota nabi) atau sering disebut Madinatul Munawwarah (kota yang bercahaya) karena dari sanalah sinar Islam memancar keseluruh penjuru dunia.
Kejadian ini disebut "Hijrah" bukan sepenuhnya sebuah "pelarian" tetapi merupakan rencana perpindahan telah dipertimbangkan secara seksama selama sekitar dua tahun sebelumnya. Tujuh belas tahun kemudian, Khalfah Umar bin Khattab menetapkan saat peristiwa "Hijrah" sebagai awal tahun Islam, atau tahun Qamariyah.

Pada Akhir Masa Kerasulan
Pembentukan Negara Madinah.
Setelah tiba dan diterima penduduk Yatsrib (Madinah) Nabi Muhammad saw. resmi sebagai pemimpin penduduk kota itu. Babak baru dalam sejarah, Islam pun dimulai.  Berbeda dengan periode Mekkah, pada periode Madinah, Islam merupakan kekuatan politik. Ajaran Islam yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat banyak turun di Madinah. Nabi Muhammad saw. mempunyai kedudukan, bukan saja sebagai kepala agama, tetapi juga sebagai kepala negara. Dalam kata lain dalam diri Nabi terkumpul dua kekuasaan, kekuasaan spiritual dan kekuasaan duniawi. Kedudukan sebagai Rasul secara otomatis merupakan kepala Negara.

Dengan terbentuknya negara Madinah, Islam makin bertambah kuat. Perkembangan Islam yang pesat ini membuat orang-orang Mekkah dan musuh-musuh Islam lainnya menjadi risau. Kerisauan ini akan mendorong orag-orang Quraisy berbuat apa saja. Untuk menghadapi kemugkinan-kemungkinan gangguan  dari musuh, Nabi saw. sebagai kepala pemerintahan, mengatur siasat dan membentuk pasukan tentara. Umat Islam diizinkan berperang dengan dua alasan : (1) Untuk mempertahankan diri dan melindungi hak miliknya, dan (2) menjaga keselamatan dalam penyebaran kepercayaan dan mempertahankannya dari orang-orang yang menghalang-halangi.

Dalam sejarah Madinah ini memang banyak terjadi peperangan sebagai upaya kaum muslimin mempertahankan diri dari serangan musuh. Nabi sendiri di awal pemerintahannya mengadakan beberapa expedisi ke luar kota sebagai aksi siaga melatih kemampuan calon pasukan yang memang mutlak diperlukan untuk melindungi dan mempertahankan negara yang baru dibentuk. Perjanjian damai dengan berbagai kabilah di sekitar Madinah juga diadakan dengan maksud memperkuat kedudukan Madinah.

Pada tahun ke 9 dan 10 Hijrah (630-632 M) banyak suku dari pelosok Arab mengutus delegasinya kepada Nabi Muhammad saw. menyatakan ketundukan mereka.  Masuknya orang Mekkah ke dalam agama Islam rupanya mempunyai pengaruh yang amat besar pada penduduk padang pasir liar itu. Tahun ini disebut tahun perutusan. Persatuan bangsa Arab telah terwujud, peperangan antar suku yang berlangsung sebelumnya telah berubah menjadi persaudaraan seagama.

Setelah itu Nabi Muhammad saw. segera kembali ke Madinah. Beliau mengatur organisasi masyarakat kabilah yang telah memeluk agama Islam. Petugas keagamaan dan para da'i dikirim ke berbagai daerah dan kabilah untuk mengajarkan ajaran-ajaran Islam, mengatur peradilan, memungut zakat. Dua bulan setelah itu Nabi menderita sakit demam. Tenaganya dengan cepat berkurang. Pada hari Senin tanggal 12 Rabi'ul Awal 11 H/  8 Juni 632 M, Nabi Muhammad saw. wafat di rumah istrinya Aisyah r.anha.

Nama Nabi dan Gelar Nabi Muhammad 
Di Dalam HR. Bukhari dan Muslim disebutkan nama dan gelar Nabi Muhammad saw. antara lain :
  1.  Ahmad
  2. Al Mahi
  3. Al'Hasyir
  4. Al'Aqib
  5. Muqaffi
  6. Nabiyyuttaubah
  7. Nabiyyurahmah
Arti dari nama-nama tersebut di atas :
  1. Ahmad : yang paling terpuji karena akhlak karimahnya, dan paling banyak memuji Allah.
  2. Al-Mahi :  (pengikis/penghapus) karena Allah mengkikis kekufuran dengan mengutusnya.
  3. Al Hasyir : (penghimpunan) sebab nanti di hari kiamat seluruh manusia berhimpun di hadapan beliau, ada yang mengatakan di bawah perintah beliau.
  4. Al Aqib (penutup) : karena beliaulah nabi yang rasul penutup.
  5. Muqaffi (yang mengikuti) maksudnya mengikuti dan melanjutkan jejak risalah para nabi.
  6. Nabiyyuttaubah (nabi taubat) : meski beliau sudah ma'shum dalam artian bersih dari dosa, namun beliau banyak bertaubat. Dalam satu riwayat beliau bertaubat hingga 70 kali sehari, dan dalam riwayat lain hingga 100 kali.
  7. Nabiyyurahmah (Nabi Rahmat) : beliau adalah seorang nabi yang penuh kasih hatta dalam peperangan pun diutusnya beliau ke bumi ini adalah sebagai rahmat bagi semesta alam.
Nama-nama tersebut berdasarkan penuturan beliau sendiri. Dan kita tahu bahwa setiap sabda beliau adalah berdasarkan wahyu. Jadi bisa disimpulkan bahwa yang memberi nama /gelar tersebut adalah Allah SWT.

Nasab Nabi Muhammad saw.  
Di Dalam buku shohih Bukhari Muslim bab Mabats an-Nabiyyi saw. Imam Bukhari merincikan silsilah nasab Nabi Muhammad saw. sebagai berikut :

Muhammad saw bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Malik bin Nadr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'add bin Adnan.

Demikian Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad saw. dari Lahir Hingga Wafat 
Untuk materi lain dapat dibaca di link ini :  Thoharah  

0 Response to "Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad Saw. dari Lahir Hingga Wafat."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel