KISAH ATHEIS/KAFIR YANG MENDAPAT AMPUNAN ALLAH



Di hari sore menjelang matahari terbenam dengan cuaca yang cerah, tidak seperti hari-hari yang telah ia lalui dengan penuh percaya diri akan kemampuan / kecerdasan  yang ia miliki keahlian sebagai penterjemah hingga 21 jenis bahasa di dunia.  Di sore itu  ia merasa isi hati dan fikirannya tidak frees dan ingin pergi menuju ke tempat dimana ia dapat  menemukan sesuatu yang baru, tetapi iapun tidak tahu akan arah yang ditujunya.

Inilah kisah seorang Atheis / kafir yang telah berumur setengah baya (kurang lebih 35 tahun).
Dengan kegelisahan atau kegalauannya untuk menemukan fikiran menjadi frees kembali,  dia pergi ke-suatu arah yang tidak tahu ia mau kemana. Namu ia tetap berjalan dengan gontai tidak bersemangat namun tetap berjalan untuk menemukan kedamaian hati sehingga menjadi frees kembali. Ia tetap berjalan walaupun harus menyusuri tempat bahkan lorong desa kecil sekalipun hingga hatinya dapat menemukan kedamain, sehingga dapat menjalankan karyanya sebagai penterjemah seperti hari-hari yang telah ia lalui.

Ketika ia merasa lelah iapun berhenti untuk istirahat sejenak hanya sekedar melepaskan lelah demi untuk mendapatkan kedamaian hatinya. Dan ketika itu pula ia duduk di penghujung desa yang bersebelahan dengan  hutan yang terbilang masih rawan. Di desa itu terdapat satu kelompok masyarakat yang hidupnya selalu damai dan terhindar dari hiruk pikut keramaian kota.Ketika  itu waktu sudah  menjelang Maghrib tiba. Ada seklompok pemuda dengan berpakain yang sederhana denga wajah berseri/dan memancarkan kedamaian berlajan menuju sebuah Surau/Langgar untuk mengkaji Ayat-ayat Allah SWT sesuai dengan  kemampuan masing-masing keilmuannya, (itulah para pemuda Alim di desa itu)  mereka saling berdiskusi untuk membicarakan bagaimana masyarakat di desanya dapat hidup bahagia di dunia maupun selamat di akhirat serta terhindar dari api neraka.

Pada kesempatan itu pula seorang Atheis yang sedang istrihat,  menghampiri kelompok pemuda yang sedang berdiskusi di sebuah Surau/Langgar sederhana itu.

Ucap seorang Atheis itu dan menyapa kepda sekolompok pemuda :
Selamat sore menjelang malam wahai pemuda yang baik, bolehkah aku turut duduk di tempat ini?

Jawab : sekelompok pemuda dengan ramah silakan tuan,  Tuan datang dari mana hingga menjelang malam  berada di desa kami?   Dan ada keperluan apa dengan kami disini ?

Jawab seorang atheis : Saya datang dari tempat yang jauh dan saya tidak sengaja sampai disini, karena perjalanan kami tidak punya arah yang pasti.
Lanjut pemuda meneruskan ucapannya, sungguh saya merasa terheran di tempat seperti ini masih ada pemuda yang sedang berdiskusi tentang ilmu untuk ikut peduli kepada masyakat sekitar.

Jawab Pemuda di surau tersebut : terimakasih atas pujianmu itu.

Pemuda Atheis ini bertanya kembali kepada para pemuda itu :  Bolehkah aku bertanya sesuatu kepada engkau sekalian?

Jawab para pemuda itu : Tentu dengan senang hati kami akan menjawab pertyaanmu selagi kami dapat menjawabnya :

Pemuda Atheis ini bertanya  3 hal tetapi ia meminta untuk tidak dijawab dengan jawaban hukum agama yang akan menggunakan dalil-dalil Tuhan..

Sekali lagi pemuda surau tersebut setuju dengan permintaan seorang atheis tersebut.
Kata pemuda itu baiklah akan aku jawab ketika aku mampu menjawabnya.

Pemuda Atheis berkata :  3 hal pertanyaan untuk dijawab sesuai kesepakatan diatas.
1.  Siapakah yang menciptakan Allah?
2.  Apakah ada orang yang makan dan minum tetapi  tidak buang air besar dan kecil 
3.  Apakah Syaithon dapat merasakan sakit ketika dibakar dengan api neraka?

Dan inilah logika Atheis dan argumenya :
  1.  Saya membaca buku bahwa dikatakan dalam buku itu, apapun yang berada di dunia ini ada yang menciptakanNya dan buku itu mengatakan bahwa yang menciptakan adalah Allah SWT.  Pertanyaan saya, siapakah yang menciptakan Allah tersebut ?
  2. Dan aku membaca buku bahwa nanti di Syurga menurut keyakinan mereka,  seseorang tidak akan buang air besar maupun kecil, sementara mereka diperbolehkan makan dan minum. Pasti hal yang demikan tak akan terjadi dikarenakan melawan hukum alam.
  3.  Menurut buku yang saya baca bahwa Syaithon pasti akan dibakar di neraka. Hal ini adalah sesuatu  yang mustahil akan menjadikan syaiton merasakan sakit apalagi  hancur lebur, dikarenakan syaithon itu diceritakan dalam buku itu, terbuat dari api juga. maka menurutku sangat mustahil dapat merasakan panas ataupun sakit. 
Mendengar ketiga pertanyan itu, kelompok pemuda ini termenung dan semua diam bagaikan mendapat pertanyaan aneh dari seorang tamunya. Tetapi dengan tegas dari salah satu pemuda itu menyanggupi untuk menjawab ketiga pertanyan tersebut.

Jawaban pertama ; Bahwa kita  telah mengenal tentang angka-anka yang biasa dipergunakan untuk menghitung, tentu akan terdapat jumlah hitungan, misal 1 + 1 = 2 dan 2 + 1 = 3 dan  1 + 3 = 4, dst.
Jumlah 2, 3 dan 4 itu adalah hasil dari angka satu  yang telah diolah menjadi jumlah. Sementara angka 1 adalah angka yang berdiri sendiri tanpa ada yang menciptakannya, bahkan angka 1 ini dapat menciptakan jumlah bilangan yang lebih banyak. Dan angka satu adalah angka tunggal,  ini bukti bahwa Allah SWT adalah penguasa alam semesta yang berdiri sendiri tanpa ada yang meciptakannya. Sesuai dengan sifat Allah  Qiyamuhu Binafsihi.

Jawaban Kedua ; Sementara jaman belum mengenal ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi tetapi Allah  telah  memberikan  pernyataannya yang disampaikan kepada Rasulnya bahwa.seorang yang ada di syurga tidak akan buang air besar maupun kecil walaupun mereka makan dan minum. Ini telah terbukti di dunia ini ada mahluk Allah yang tetap makan dan minum tetapi tidak buang air besar dan kecil. Hal ini telah dibuktikan oleh para ahli kedokteran dan special dokter kandungan bahwa janin yang ada di perut ibunya    makan dan minum tetapi tidak buang air besar maupun kecil. Inilah jawaban saya kata pemuda itu, dan dapat dibuktikan dengan fakta dan ilmiah.

Jawaban Ketiga  : Pemuda itu mengatakan kepada tamunya untuk mendekat agar jawaban dapat ter-
jawab dengan logis dan rasional, karena yang ditanya tentang syaithon dan  api neraka. Setelah tamu itu mendekat lalu pemuda itu menampar pipi sang tamu hingga menjadi merah, dan marah karenanya, seketika tamu itu bertanya dengan nada semakin marah kenapa engkau menampar aku, sementara aku belum mendapat jawaban darimu.
Pemuda ini menjawab itulah jawaban yang logis.
Pipimu adalah balutan kulit yang terbuat dari tanah dan tanganku pun adalah kulit yang terbuat dari tanah juga. Akan tetapi engkau dapat merasa sakit ketika aku tampar, walaupun sama-sama terbuat dari tanah. Maka kalaupun syaithon terbuat dari api dan bahan bakar neraka terbuat dari api, tetapi akan dapat memberikan sakit atau bahkan meluluh lantahkan syaithon yang sama-sama terbuat dari api juga.
Dengan kekuasaan Allah maka apapun dapat terjadi ; baik logis maupun tidak logis.

Akhirnya Atheis tersebut termenung dan menghayati atas ketiga jawaban yang sangat logis dan dapat dipertanggung jawabkan. Dan seketika itu pula Atheis ini meminta untuk dibimbing agar dapat masuk Islam dan Pemuda itu membimbingnya dengan membaca dua Kalimat Sahadah disaksikan para teman-teman yang ada di surau tersebut. Maka atas masuknya seorang atheis ini ke dalam agama Islam, Allah SWT melebur semua dosa yang lalu dan mengampuninya dengan membuka lembaran baru dalam kehidupan beragama. Ibarat kertas adalah kertas yang masih putih bersih belum ternoda tinta setitikpun. Dalam kisah selanjutnya mantan kafir ini menjadi ulama besar dan syiar keliling dunia.

Semoga kisah ini menjadikan kita yang telah dari awal memeluk agama Islam,  dapat untuk selalu mengkaji islam secara kaafah.   Aamiin.



0 Response to "KISAH ATHEIS/KAFIR YANG MENDAPAT AMPUNAN ALLAH"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel